PERTANYAAN-PERTANYAAN SEPUTAR RAMDAHAN

To members of Kenapa Takut Bid'ah?

Salapi Tobat September 6 at 3:31pm Reply

T : Mana yg lebih utama (bagi imam atau makmum) solat witirnya digabung dgn trawih atau dgn tahajjutnya?

J : Wa Tundabu Aljama'ah fil witri aqibattarawih jamaatan, illa in watsiqo bistiqodzihi akhirallayli, fatta'khir afdholu, likhobari muslim man khofa alla yaquma min akhiril layl fal yutir awwalahu, wa man thoma'a an yaquma akhirohu fal yutir akhirallayl fa inna shalata akhirillayl masyhudatun.

Dan dianjurkan witir berjama'ah selepas shalat tarawih, kecuali
seseorang itu percaya bahwa dia bisa bangun di akhir malam, maka mengakhirkan witir itu lebih utama. Karena berdasar pada hadits riwayat imam muslim : Barang siapa yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, maka seyogyanya dia witir di awal malam, dan siapa yang sangat berharap bisa bangun akhir malam, maka seyogyanya dia witir di akhir malam. Karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu di saksikan (para malaikat).

Alfiqhu Al Islami Wa Adillatuhu Juz 2 hal 1076 cet Dar Al Fikr.

T : Bolehkan org yg telah menutup trawihnya dgn witir lalu stlah tengah malam solat tahajjud saja atau ditutup dgn witir lagi atau trawihnya tanpa witir cuma berwitir stlh tahajjud? Mhn penjelasan.

J : Wa man autaro awwalallayli tsumma tanaffala fala yui'du alwitra indahum wahuwa ra'yul jumhur, idz laa witroni fy laylatin.
Alfiqhu Al Islami Wa Adillatuhu juz 2 hal 1014 cet Dar Al Fikr.

Dan barang siapa telah melakukan witir di awal malam, kemudian dia shalat sunnah, maka tidak perlu mengulangi witir lagi, ini adalah pendapat jumhur ulama, karena tidak ada 2 witir dalam 1 malam.


Fa in Autaro tsumma tahajjada lam yuadda alwitru ay laa yusannu i'adatuhu. Likhobarin Laa witroni fy laylatin.

Apabila seseorang telah melakukan witir, kemudian malamnya dia bertahajud maka tidak boleh melakukan witir lagi, maksudnya tidak disunnahkan melakukan witir lagi. Karena berdasar dengan hadits " tidak ada 2 witir dalam satu malam ".

Alfiqhu Al Islami Wa Adillatuhu Juz 2 hal 1015 cet Dar Al Fikr.

Wa man autaro minnallayl tsumma qoma littahajud, fal mustahab indal hanabilah an yusholliya matsna matsna, wa laa yanqudhu witruhu, wa ma'nahu annahu idza qoma littahajud sholla rak'atan tusyfi'ul witro al awwal, tsumma yusholli matsna matsna, tsumma yutiru fi akhirittahajud, li qoulinnabi " Ij'aluu akhiro sholatikum billayki witron " wa hadza mukholifun liro'yil jumhur assabiq.
Wa dzakaro al Hanabilah annahu in sholla shakhsun ma'al imam, wa ahabba mutaba'atahu fil witri, wa ahabba an yuutiro akhirol layl, fa innahu idza salama al imam, lam yuslim ma'ahu, wa qoma fasholla rok'atan ukhro, yusyfi'u biha sholatahu ma'al imam.

Dan barangsiapa telah berwitir, kemudian akan bertahajud, maka dianjurkan menurut madzhab hambali yaitu melakukan shalat dua rakaat dua rakaat, sehingga tidak membatalkan witirnya. Ma'nanya, bahwasanya ketika orang tadi akan mendirikan tahajud, dia shalat satu rakaat terlebih dahulu sebagai penggenap witir nya yang awal. Kemudian dia melakukan witir lagi di akhir tahajudnya. Berdasar pada hadits Nabi " jadikanlah witir sebagai akhir dari shalat malammu "., tapi pendapat ini menyelisihi pendapatnya mayoritas ulama.

Madzhab Hambali menuturkan : Apabila seseorang shalat dengan imam, dan dia mengiginkan mengikuti imam di dalam witir dan juga menginginkan witir di akhir malam, maka solusinya ketika imam salam, orang tsb janganlah ikut salam, tetapi dia berdiri dan shalat satu rakaat lagi sebagai penggenap daripada shalat witir yang dia lakukan bersama imam.
Sehingga malamnya dia tetap mendapat kesunahan witir.

Alfiqhu Al Islami Wa Adillatuhu Juz 2 hal 1016 cet Dar Al Fikr.

0 komentar:

Posting Komentar